Keterampilan dasar dalam keperawatan keseimbangan cairan dan elektrolit



BAB I
 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi nutrient, gas, dan elektrolit yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang 60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan tugasnya.Kelangsungan hidup sel memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostasis),mekanisme regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi,dan keseimbangan asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau saatterjadi abnormalitas, seperti penyakit atau trauma.Homeostatis bergantung pada pemeliharaan keseimbangan antara masukan (input)dan keluaran (output) semua konstituen yang terdapat dilingkungan cairan internal.Pengaturan keseimbangan cairan melibatkan dua komponen terpisah: kontrol volumeCES, dengan volume plasma merupakan satu bagian, dan kontrol osmolaritas plasma(konsentrasi zat terlarut). Ginjal mengontrol volume CES dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritass CES dengan mempertahankan keseimbangan air. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan menyesuaikan keluaran garam dan air di dalam urin sesuai keperluan untuk mengkompensasi masukanyang berbeda-beda dan keluaran yang tidak normal konstituen-konstituen ini.Demikian juga, ginjal berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basadengan menyesuaikan pengeluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui urin sesuaikeperluan, yang berperan dalam keseimbangan asam basa adalah paru, yang dapat menyesuaikan kecepatan ekskresi CO2  penghasil ion-hidrogen, dan sistem penyangga kimiawi di cairan tubuh
Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keasaman cairan tubuh?
2. Apa saja yang termasuk larutan non elektrolit dan elektrolit?
3. Apa saja yang termasuk larutan isotonok, hipotonik, hipertonik?
 4. Bagaimana mekanisme tubuh untuk mengatur keseimbangan cairan elektrolit?
 5.Bagaimana mekanisme tubuh untuk mengatur keseimbangan asam basa?


BAB II
PEMBAHASAN
Kompartemen dan Komposisi Cairan Tubuh
Dalam tubuh manusia, cairan akan terdistribusi ke dalam dua kompartemen utama yaitu cairan intraseluler (CIS) dan cairan ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler adalah cairan yang terdapat di dalam sel, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang terdapat di luar sel.Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh membran sel yang memiliki permeabilitas tertentu. Hampir 67% dari total badan air tubuh manusia terdapat di dalamcairan intraseluler dan 33% sisanya berada pada cairan ekstraseluler. Air yang berada didalam cairan ekstraseluler ini kemudian akan terdistribusi kembali ke dalam dua subkompartemen, yaitu pada cairan interstisial dan cairan intravaskuler (plasma darah).Dua kompartemen kecil lainnya yang termasuk dalam CES adalah limfe dan cairan lintas sel (transel). Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari cairan interstisium ke plasma melalui sistem limfe, tempat cairan tersebut disaring melalui kelenjar limfe untuk kepentingan pertahanan imun. Cairan lintas sel (transcellular fluid) terdiri dari sejumlah volume cairan khusus kecil, yang semuanya disekresikan oleh sel-sel spesifik ke dalam rongga tubuh tertentu untuk melaksanakan fungsi khusus.
 komposisi cairan tubuh manusia 
Cairan lintas-sel mencakupcairan cerebrospinalis,yaitu cairan yang mengelilingi, membentuk bantalan, dan memberi makan otak dan korda spinalis;
cairanintraokulus,yang berfungsi mempertahankan bentuk dan memberi makan mata;
cairan synovial,yang membasahi dan berfungsi sebagai peredam kejut bagi sendi;
cairan pericardium, pleura,dan peritoneum yang masing-masing berfungsi membasahi jantung, paru-paru, dan usus; serta getah pencernaan.yang berfungsi mencerna makanan yang masuk.Dua per tiga dari air pada kompartemen cairan ekstraseluler terdapat pada sela-sela sel (cairan interstisial) dan satu pertiganya akan berada pada plasma darah (cairan intravaskuler). Persentase air tubuh juga dipengaruhi oleh jenis kelamin dan usia individu.Wanita memiliki kandungan air yang lebih rendah dibandingkan dengan pria, terutama karena hormone seks wanita,estrogen,meningkatkan penimbunan lemak di payudara, bokong, dan tempat lain. Hal ini tidak saja menghasilkan sosok khas wanita, tetapi juga menyebabkan wanta memiliki porsi jaringan lemak yang lebih besar, sehingga kandungan airnya lebih rendah. Persentase air juga menurun secara progresif seiring dengan pertambahan usia.Pendistribusian air di dalam dua kompartemen utama (cairan intraseluler dan cairanekstraseluler) sangat bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang terdapat dalam kedua kompartemen tersebut. Karena membran sel yang memisahkan kedua kompartemen ini memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat maka konsentrasi larutan (osmolality) pada kedua kompartemen juga akan berbeda.
Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Gambaran Singkat Larutan non elektrolit merupakan za terlarut yang tidak terurai dan tidak bermuatan listrik. Larutan non elektrolit yang terdapat dalam tubuh manusia diantaranya protein,glukosa, dan karbondioksida.Larutan elektrolit merupakan larutan yang terurai dan bermuatan listrik. Jika bermuatan positif, maka disebut kation. Jika bermuata negative, maka disebut anion. Larutan elektrolit dalam tubuh manusia terdapat dalam bentuk unsur bebas. Cairan elektrolit di dalam tubuh berfungsi untuk menjaga tekanan osmotic tubuh, mengatur pendistribusian cairan ke    dalam kompartemen badan air, menjaga pH tubuh, terlibat dalam reaksi reduksi dan oksidasi didalam tubuh, terlibat dalam proses metabolisme.

 Berikut adalah elektrolit-elektrolit yang terdapat dalam tubuh dalam jumlah besar:
1. Natrium(Na+) Natrium merupakan kation utama dalam CES (Cairan Ekstra Seluler).        Natrium sangat penting dalam pengendalian volume tubuh total. Asupan utama natrium adalah makanan. Keadaan dimana asupan natrium melebihi jumlah pengeluarannya akan menghasilkan keadaan keseimbangan natrium positif. Kelebihan retensi air dan natrium dapat mengakibatkan terjadinya berat badan dan edema. Hal ini juga dapat menimbulkan penyakit seperti gagal jantung kongesif dan penyakit ginjal. Sebaliknya, jika pengeluaran natriummelebihi jumlah asupannya, maka akan menghasilkan keadaan keseimbangannatrium negatif. Keadaan ini mengakibatkan terjadinya penurunan volume CESdan plasma dengan disertai tekanan darah rendah dan sirkulasi yang tidak memadai.Pengaturan natrium dalam tubuh terjadi terutama melalui ekskresi natriumoleh ginjal, bukannya melalui asupan natrium. Ekskresi natrium oleh ginjal dipengaruhi oleh laju filtrasi glomerulus (GFR) yang mengatur jumlah natrium yang difiltrasi dan Aldosteron yang mengstimulasi readsorbsi ion natrium dari tubulus pengumpul, distal ginjal, kelenjar keringat, kelenjar saliva, dan saluran gastrointestinal. Kendali pada sekresi aldosteron memiliki beberapa komponen,yaitu sistem rennin-angiotensinogen-aldosteron dan kalium.

2.Kalium (K +) Kalium merupakan kation utama dalam CIS (Cairan Intra Seluler). Kalium sangat penting dalam pengendalian volume sel, aktivitas listrik saraf dan otot,dan metabolism selular. Kalium di dalam CES akan mempengaruhi keseimbangan asam-basa cairan tersebut.Pengaturan kalium dikendalikan oleh aldostern, hormon insulin dan epinefrin.Muntah, diare, kelebihan asupan natrium, penyakit ginjal, dan penggunaan obat diuretic untuk hipertensi dan edema dapat menghasikan keadaan kekurangan kalium atau hipokalemia. Hipokalemia dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit yaitu aritmia jantung. Sebaliknya ekskresi ginjal yang inadekuat dapat mengakibatkan terjadinya kelebihan kalium atau hiperkalemia. Hierkalemia dapat menyebabkan terjadinya fibrilasi jantung dan membahayakan kehidupan.

3.Kalsium (Ca2+) dan Fosfat (HPO4-) Kalsium merupakan elektrolit ekstraseluler. Sebagian besar berada di dalamrangka, tempatnya berikatan dengan fosfat membentuk Kristal hidroksiapatitmatriks. Fosfat merupakan anion utama dalam CIS.Perubahan konsentrasi ion kalsium memiliki efek yang signifikan.Sebaliknnya, perubahan konsentrasi ion fosfat memiliki efek yang tidak terlalusignifikan, bahkan hampir tidak menghasilkan efek apa-apa. Pengaturan kosentrasi kalsium dalm CES dan Plasma darah dipengaruhi oleh hormone paratiroid, kalsitonin, vitamin D, dan modulator lain.

4.Klorida (Cl-), Bikarbonat (HCO3 -) dan anion lainnya Klorida dan Bikarbonat merupakan anion utama dalam CES. Pengaturannya bersamaan dengan pengaturan natrium dan keseimbangan asam-basa tubuh.Anio lainnya seperti sulfat, nitrat,dan laktat memiliki maksimum transport(TM). Jika maksimum transpornya terlewati, maka ion berlebih akan diekskresi 

5.Magnesium (Mg2+)
Larutan Isotonik, Hipotonik, dan Hipertonik
Perpindahan cairan yang melintasi membran sel terjadi sedemikan cepat sehinggasetiap perbedaan osmolaritas antara kedua kompartemen ini akan dikoreksi dalam waktu detik atau menit untuk mencapai keseimbangan osmotik. Perubahan konsentrasi yang relatifkecil pada zat terlarut dalam cairan ekstraseluler, maka dapat timbul tekanan osmotik yang besar. Ini dibutuhkan kekuatan yang besar untuk memindahkan air agar dapat melintasimembran sel bila cairan ekstraseluler dan intraseluler tidak dalam keadaan keseimbangan osmotik.Hipotonik, Isotonik, dan Hipertonik adalah istilah yang digunakan untuk membandingkan tekanan osmotic dari cairan terhadap plasma darah yang dipisahkan oleh membran sel.
Larutan hipotonikLarutan hipotonik memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang lain. Suatu larutan memiliki kadar garamyang lebih rendah dan yang lainnya lebih banyak. Jika ada larutan hipotonis yangdicampur dengan larutan yang lainnya maka akan terjadi perpindahan kompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya sampai mencapai keseimbangan konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah setengahnormal saline (1/2 NS).. Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosisnya lebih rendah dari serum darah, sehingga menyebabkna air akan melintasi membrane sel darah merah yang semipermeabel memperbesar volume sel darahmerah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel-sel darah merah. Peristiwa demikian disebut hemolisa. Larutan IsotonikLarutan isotonik adalah suatu larutan yang konsentrasinya sama besardengan konsentrasi dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukarancairan di antara keduanya, maka larutan dikatakan isotonik (ekuivalen denganlarutan 0,9% NaCl ). Larutan isotonik mempunyai komposisi yang sama dengan 
cairan tubuh, dan mempunyai tekanan osmotik yang sama. Isotonis adalah suatuyang larutan yang kita buat konsentrasinya sama besar dengan cairan dalamtubuh dalam sel darah merah. Harus disamakan agar tidak terjadi pertukaran.Isoosmotik larutan yg memiliki tek.osmosa yang sama dengan tek. Alat yangdigunakan unutuk mengetahui osmosa sel darah digunakan alat yang disebutosmometer.Larutan HipertonisTurunan larutan hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggidari larutan yang lainnya. Suatu larutan mengandung kadar garam yang lebihtinggi dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis inidicampurkan dengan larutan lainnya (atau dipisahkan dengan membransemipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju larutan hipertonissampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Sebagai contoh, larutandekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis karena konsentrasilarutan tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah pasien. Titik beku besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah,sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membransemipermeabel dan mengakibatkan terjadinya penciutan sel-sel darah merah. Peristiwa demikian disebut plasmolisa. Bahan pembantu mengatur tonisitasadalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3 
Mekanisme Tubuh Mengatur Keseimbangan Cairan Elektolit
Di dalam tubuh seorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponen kimia daricairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman.Dalam kondisi normalintake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang terjadi.Kondisi sakit dapatmenyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.Dalam rangkamempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akan kehilanagn caiaran antara lain melalui proses penguapan ekspirasi penguapan kulit, ginjal (urine),ekresi pada proses metabolisme.a. Intake CairanSelama aktifitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira1500ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per harisehinggakekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama prosesmetabolisme.Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan berdasarkan umur dan berat badan,
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasiintraseluler,sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,perdarahanyang mengakibatkan penurunan volume darah.Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.Sensasi haus akansegera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal
 b.Output CairanKehilangan caiaran tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :Ø UrineProses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama.Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam.Pada orang dewasa.Pada orang yang sehatkemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,bila aktivitas kelenjar keringatmeningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetapmempertahankankeseimbangan dalam tubuh.Ø IWL (Insesible Water Loss) :IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi.Padaorang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalahberkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuhmeningkat maka IWL dapat meningkat.Ø Keringat :Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, responiniberasal dari anterior hypotalamus,sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis padakulit.Ø Feces :Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari,yang diaturmelaluimekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon)
Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.1. Pengaturan volume cairan ekstrasel.Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan menurunkan volume plasma.Sebaliknya,peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma.Pengontrolan volume cairan ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang.Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan output) air.Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap,maka harus ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam tubuh.hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara tubuh dengan lingkungan luarnya.Waterturnover dibagi dalam:1. eksternal fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar; dan2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen seperti proses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginja.l
Memperhatikan keseimbangan garam.Seperti halnya keseimbangan air,keseimbangan garam juga perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengankeluarannya.Permasalahannya adalah seseorang hampir tidak pernah memperhatikan jumlahgaram yang ia konsumsi sehingga sesuai dengan kebutuhannya.Tetapi, seseorangmengkonsumsi garam sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih darikebutuhan.Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urine untukmempertahankan keseimbangan garam.Ginjal mengontrol jumlah garam yang dieksresi dengan cara:Ø mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan LajuFiltrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate (GFR).Ø mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjalJumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontroltekanan darah.Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal dan collecting.Retensi Na+ meningkatkan retensi air sehinggameningkatkan volume plasma dan menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.Selainsistem Renin-Angiotensin-Aldosteron,Atrial Natriuretic Peptide (ANP) atau hormonatriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini disekresi leh sel atrium jantung jika mengalami distensi peningkatan volume plasma.Penurunan reabsorbsi natriumdan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume darahkembali normal.2. Pengaturan Osmolaritas cairan ekstrasel.Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatularutan.semakin tinggi osmolaritas,semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendahkonsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasisolutnya lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah)
Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat menmbus membran plasma di intrasel dan ekstrasel.Ion natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan ekstrasel,dan ion utama yang berperan penting dalammenentukan aktivitas osmotik cairan ekstrasel.sedangkan di dalam cairan intrasel,ion kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas osmotik cairan intrasel.Distribusi yang tidakmerata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam menetukan aktivitas osmotik di kedua kompartmen ini.Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan dilakukan melalui:* Perubahan osmolaritas di nefronDi sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan osmolaritasyang pada akhirnya akan membentuk urine yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secarakeseluruhan di dukstus koligen.Glomerulus menghasilkan cairan yang isosmotik di tubulus proksimal (300 mOsm).Dinding tubulus ansa Henle pars decending sangat permeableterhadap air,sehingga di bagian ini terjadi reabsorbsi cairan ke kapiler peritubular atau vasarecta.Hal ini menyebabkan cairan di dalam lumen tubulus menjadi hiperosmotik.Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap air dan secaraaktif memindahkan NaCl keluar tubulus.Hal ini menyebabkan reabsobsi garam tanpaosmosis air.Sehingga cairan yang sampai ke tubulus distal dan duktus koligen menjadihipoosmotik.Permeabilitas dinding tubulus distal dan duktus koligen
bervariasi bergantung pada ada tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urine yang dibentuk di duktus koligen danakhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung pada ada tidaknyavasopresis (ADH).* Mekanisme haus dan peranan vasopresin (antidiuretic hormone/ADH)Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm) akan merangsangosmoreseptor di hypotalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypotalamusyang mensintesis vasopresin.Vasopresin akan dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalamdarah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus koligen. ikatan vasopresin dengan reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu kanal air dimembrane bagian apeks duktus koligen.Pembentukkan aquaporin ini memungkinkan terjadinyareabsorbsi cairan ke vasa recta.Hal ini menyebabkan urine yang terbentuk di duktus koligenmenjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetapdipertahankan.Selain itu, rangsangan pada osmoreseptor di hypotalamus akibat peningkatanosmolaritas cairan ekstrasel juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypotalamus sehinggaterbentuk perilaku untuk membatasi haus,dan cairan di dalam tubuh kembali normal.* Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan ElektrolitSebagai kesimpulan,pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolitdiperankan oleh system saraf dan sistem endokrin.Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinuskarotikus, osmoreseptor di hypotalamus,dan volume reseptor atau reseptor regang diatrium.Sedangkan dalam sistem endokrin,hormon-hormon yang berperan saat tubuhmengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ADHdengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara,jika terjadi peningkatan volumecairan tubuh,maka hormone atriopeptin (ANP) akan meningkatkan eksresi volume natriumdan air.Perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan.Faktorlain yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit di antaranya ialah umur, suhulingkungan,diet,stres,dan penyakit.
Mekanisme Tubuh Mengatur Keseimbangan Asam Basa
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basadarah, yaitu:
a.Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia.Ginjal memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkananion asam non volatile dan mengganti HCO3-. Ginjal mengatur keseimbanganasam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hidrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pemgaturan oleh ginjal ini berperan 3 sistem buffer asam karbonat, buffer fosfat dan pembentukan ammonia. Ion hydrogen, CO2,dan NH3 diekskresike dalam lumen tubulus dengan bantuan energi yang dihasilkan oleh mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam karbonat dannatrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.Ion hidrogen sangat reaktif dan mudah bergabung dengan ion bermuatannegative pada konsentrasi yang sangat rendah. Pada kadar yang sangatrendahpun, ion hydrogen mempunyai efek yang besar pada system biologi. Ionhydrogen berinteraksi dengan berbagai molekul biologis sehingga dapatmempengaruhi struktur protein, fungsi enzim dan ekstabilitas membrane. Ionhydrogen sangat penting pada fungsi normal tubuh misalnya sebagai pompa proton mitokondria pada proses fosforilasi oksidatif yang menghasilkan ATP.Produksi ion hidrogen sangat banyak karena dihasilkan terus menerus didalam tubuh. Perolehan dan pengeluaran ion hydrogen sangat bervariasitergantung diet, aktivitas dan status kesehatan. Ion hydrogen di dalam tubuh berasal dari makanan, minuman, dan proses metabolism tubuh. Di dalam tubuhion hidrogen terbentuk sebagai hasil metabolism karbohidrat, protein dan lemak,glikolisis anaerobik atau ketogenesis.
 b.Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindungterhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH bekerja secara kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatularutan. Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat.Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengankarbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang masuk kedalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebihsedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah,maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.Menetralisir kelebihan ion hydrogen, bersifat temporer dan tidak melakukaneliminasi. Fungsi utama
system buffer adalah mencegah perubahan pH yangdisebabkan oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraseluler.Sebagai buffer, system ini memiliki keterbatasan yaitu:
Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkankarena peningkatan CO
System ini hanya berfungsi bila system respirasi dan pusat pengendali system pernafasan bekerja normal-
Kemampuan menyelenggarakan system buffer tergantung pada tersedianyaion bikarbonat.Ada 4 sistem bufer:a)
Bufer bikarbonat; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel terutamauntuk perubahan yang disebabkan oleh non-bikarbonat b)
Bufer protein; merupakan sistem dapar di cairan ekstrasel dan intraselc) 
Bufer hemoglobin; merupakan sistem dapar di dalam eritrosit untuk perubahan asam karbonatd) 
Bufer fosfat; merupakan sistem dapar di sistem perkemihan dan cairanintrasel.Sistem kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam-basa sementara.Jika dengan buferkimia tidak cukup memperbaiki ketidakseimbangan, maka  pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru-paru yang berespon secara cepatterhadap perubahan kadar ion H dalam darah akinat rangsangan padakemoreseptor dan pusat pernafasan, kemudian mempertahankan kadarnyasampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut. Ginjal mampumeregulasi ketidakseimbangan ion H secara lambat dengan menskresikan ionH dan menambahkan bikarbonat baru ke dalam darah karena memiliki daparfosfat dan amonia.Proses eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Mekanisme paru danginjal dalam menunjang kinerja system buffer adalah dengan mengatursekresi, ekskresi, dan absorpsi ion hydrogen dan bikarbonat serta membentuk buffer tambahan (fosfat, ammonia).Untuk jangka panjang, kelebihan asam atau basa dikeluarkan melaluiginjal dan paru sedangkan untuk jangka pendek, tubuh dilindungi dari perubahan pH dengan system buffer. Mekanisme buffer tersebut bertujuanuntuk mempertahankan pH darah antara 7,35- 7,45.c. Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting darimetabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darahmembawa karbondioksida ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida tersebutdikeluarkan (dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur jumlahkarbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan dankedalaman pernafasanPeranan sistem respirasi dalam keseimbangan asam basa adalahmempertahankan agar tekanan CO2  selalu konstan walaupun terdapat perubahankadar CO2 akibat proses metabolism tubuh. Keseimbangan asam basa respirasi bergantung pada keseimbanagn produksi dan ekskresi CO2 Jumlah CO2 yang berada di dalam darah tergantung pada laju metabolism sedangkan prosesekskresi CO2 tergantung pada fungsi paru.Kelainan ventilasi dan perfusi pada dasarnya akan mengakibatkanketidakseimbanagn rasio ventilasi perfusi sehingga akan terjadi ketidakseimbangan, ini akhirnya menyebabkan hipoksia maupun retensi CO2  sehingga terjadi gangguan keseimbangan asam basa.
faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
a.Umur :
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

b.Iklim:
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

c.Diet:
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

d.Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

e.KondisiSakit :
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

f.TindakanMedis:
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti:suction,nasogastrictubedanlain-lain.

g.Pengobatan:
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolittubuh.
h.Pembedahan:
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan
.
Saran
Pembelajaran terhadap sistem-sistem tubuh yang mengatur keseimbangan cairan danasam-basa tubuh perlu ditingkatkan, supaya mahasiswa memiliki pengetahuan yanglebih mendalam tentang regulasi dalam tubuh manusia yang berfungsimempertahankan keseimbangan cairan dan asam basa.


 
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu:volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairanekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan dan mengontrol osmolaritasekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankankeseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhanuntuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengaturkeluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yangturut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ionhidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

Comments

Popular posts from this blog

Pengusaha Yang sukses Di Bidang Peternakan ( my homework )

Resistans, kapasitans dan induktans

Penjelasan dan contoh penggunaan Tentang Efek-efek pada Layer Style di Photoshop