Ilmu geologi “gunung” dalam kajian Al-qur'an
Geologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang bumi, baik proses terbentuk, proses-proses yang telah terjadi di bumi, dan yang berkaitan pula dengan pengamatan struktur batuan yang ada di dalam bumi dan bentuk-bentuknya serta rekahan batu-batuan tersebut dan pengaruhnya.
Terdapat beberapa ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan kondisi geologi bumi. Penelitian yang dilakukan para ahli geologi, salah satunya berkaitan dengan struktur bumi yang memiliki tingkat ketinggian tertentu seperti gunung.
Gunung adalah suatu daerah daratan yang mempunyai perbedaan tinggi yang menyolok dengan daerah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung dari adat lokal.
Gunungapi atau sering disebut gunung berapi adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat keluarnya magma dan atau gas ke permukaan bumi. Contoh gunung api yang ada di Indonesia antara lain : Gunung Merapi, Gunung Semeru, Gunung Slamet, Gunung Sinabung, dan lain-lain.
Proses Pembentukan Gunung
Menurut ilmu geologi modern, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempeng-lempeng raksasa yang membentuk kerak bumi
Ketika dua lempeng tektonik bertumbukan, lempeng yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah
Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:
“Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)”.
Gunung Di Dalam Kajian Ilmu Al-Qur’an
Kata “Gunung” ditemukan di 56 ayat dalam AlQuran. Memang tidak secara eksplisit disebutkan gunungapi. Namun juga dapat diartikan bukit serta gunung akibat pengangkatan atau perlipatan.
Setiap gunung memiliki ukuran yang berbeda satu sama lain. Tidak ada gunung yang identik sama dalam hal karakteristik dan ukurannya. Hal ini pun sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an bahwa gunung diciptakan dengan ukuran tertentu.
Hal ini termuat di dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr : 19
Artinya : “Dan Kami telah Menghamparkan bumi dan Kami Pancangkan gunung-gunung serta Kami Tumbuhkan di sana segala sesuatu menurut ukuran.”
Selain itu, di dalam kitab suci Al-Qur’an di antaranya disebutkan juga bahwa terdapat beberapa hikmah atau manfaat maupun penjelasan mengenai diciptakannya gunung oleh Allah SWT, seperti antara lain :
a. Gunung sebagai stabilisator menahan guncangan bumi
Seperti termuat di dalam beberapa Surat yaitu antara lain
- Q.S An-Nahl : 15 - Q.S An- Nazi’at : 32
- Q.S Al-Anbiya’ : 31 - Q.S Al-Ghasyiyah : 19
- Q.S Luqman : 10
- Q.S Qaf : 7
- Q.S An-Naba’ : 7
b. Gunung-gunung itu sejatinya juga dinamis berjalan seperti beraraknya awan, tidak diam di tempatnya
Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an hal ini disebutkan di dalam 3 ayat yaitu :
- Q.S Al-Khaf : 47
- Q.S An-Naml : 88
- Q.S Ath-Thur : 10
c. Gunung memfasilitasi terbentuknya air tawar yang segar
Hal ini termuat di dalam Q.S Al-Mursalat : 77
d. Gunung itu menjulang dan bisa juga tererosi hingga rata
Bisa kita ketahui di dalam Q.S Thaha : 106
e. Gunung bersujud patuh dan bertasbih pada Allah
Ada beberapa ayat yang memuat hal ini yakni :
- Q.S Al-Hajj : 18
- Q.S Saba’ : 10
- Q.S Shad : 18
Ahli geologi atau kebumian tentunya mengetahui gunung, nah mari kita coba “gatuk-gatuk” antara ilmu kebumian dengan tafsir diatas. Ini bukan kajian science, ini hanya mencocok-cocokkan tetapi siapa tahu ada yang memeroleh hidayah dan hikmah dari ini.
Nah Mari kita lihat apa kira-kira maksud beberapa ayat tersebut dan apakah ada dalam sains.
Gunung sebagai paku/ pasak bumi penahan goncangan (stabilisator menahan guncangan bumi )
Hal ini seperti termuat di dalam beberapa Surat yaitu antara lain
- Q.S An-Nahl : 15
Artinya:
“Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk”.
- Q.S Al-Anbiya’ : 31
Artinya :
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk”.
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.
Gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung.
Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.
Coba tengok peta goyangan sebuah gempa dibawah ini :
Perhatikan angka 0.25 yg merupakan “kekuatan goyangan” yg tertahan di daerah gunung dan melaju di daerah landai. Mengapa begini ? Ini yang lebih penting. Mengapa goyangan gempa itu tidak terasa di daerah gunung-gunung tetapi terasa kuat di daerah yang landai.
Daerah landai seringkali tertutup oleh lapisan muda yang lunak. Sehingga getarannya (goyangan) akan teramplifikasi. Masih ingat gempa Jogja 2006 ? Nah di Jogjakarta yang tertutup oleh endapan merapi muda terasa goyangannya lebih besar sedangkan di pegunungan selatan “relatif” tidak besar goyangannya. Perhatikan peta dibawah ini.
Perhatikan lokasi kerusakan terbesar pada landaian, bukan pegunungan. karena gunung yang masif, pejal dan keras akan melalukan (meneruskan) energi gelombang (goyangan) sehingga gelombang gempanya hanya lewat saja. Seolah memang benar bahwa gunung telah menahan kerusakan.
Daerah kerusakan ini adalah lokasi yang paling berdekatan dengan pusat gempa disepanjang Patahan Opak yg membentang dari baratdaya-timurlaut. Warna hijau menunjukkan tinggian sedang warna coklat daerah topografi rendah. Kuning – kerukan ringan, orange – kerusakan sedang, dan merah kerusakan berat.
Tempat-tempat yg mengalami kerusakan terutama disebelah barat dari lokasi gempa ini. Mengapa ? Selain daerah kerusakan ini lebih padat penduduk dibandingkan sebelah timur yg berupa pegunungan selatan, daerah ini dibawahnya terususun oleh batuan lunak yg akan meredam energi gempa artinya terjadi percepatan gelombang. Bayangkan kalau energi diserap disini artinya banyak energinya yg dilepaskan dalam menggetarkan daerah ini. Bagian timur dari daerah ini berupa perbukitan terdiri atas batuan keras.
Dengan demikian energi gelombang akan melewatinya dan percepatan gelombangnya relatif lebih kecil dan daya rusaknya juga lebih kecil. Namun gelombang gempa ini menjalar jauh kearah timur. Bahkan menurut laporan USGS getaran ini dirasakan hingga di daerah Bali.
Gunung-gunung itu sejatinya juga dinamis berjalan seperti beraraknya awan, tidak diam di tempatnya
Di dalam Kitab Suci Al-Qur’an hal ini disebutkan di dalam 3 ayat yaitu :
- Q.S Al-Khaf : 47
- Q.S An-Naml : 88
- Q.S Ath-Thur : 10
Artinya : “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Qur’an, Surat An-Naml : 88).
Bagaimana awan bergerak ? Seringkali kita terpaku gerakannya saja. Dan hampir semua kajian gotak-gatuk ini berhenti pada gunung yang bergerak. Juga hanya dikaji gerak-geraknya. Padahal Al-Qur’an menyatakan seperti awan. Lebih diperparah kebanyakan muslim hanya melihat awannya saja. Namun lupa bahwa awan merupakan salah satu bagian dari siklus air. Ya tengoklah siklus air dibawah ini.
Bagaimana dengan tektonik ?
Proses yang terjadi pada kerak bumi diatas memperlihatkan sebagian dari siklus batuan. Gambar diatas memperlihatkan bagaimana arus konveksi akibat panas dari intibumi membuat gerakan kerak bumi di permukaan. Pada intinya yang bergerak adalah kerak samodera (Oceanic Lithosphere).
Gambar gerakan tektonik yang dibuat USGS (United States Geological Survey) diatas akan lebih jelas memperlihat kemiripan dengan siklus air diatas, terutama bila dibalik displaynya.
Siklus air dan siklus batu dalam Alquran ( Surat An-Naml : 88).Kalau kita amati lebih jeli, memang bukan gunung-gunungnya (Continental Lithosphere) yang bergerak seperti awan, tetapi kerak Samudera (Oceanic Lithosphere) yang bergerak seolah-olah awannya.
KESIMPULAN
Peran penting gunung yang ditemukan dalam ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah. Hal ini juga membuktikan bahwa Al-Qur’an adalah Mukjizat Allah SWT yang berisi Ilmu Allah Yang Maha Luas yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita sebagai umat muslim mampu untuk mengamalkan Al-Qur’an dan menggali ilmu-ilmu lain yang belum terpecahkan.
Comments
Post a Comment